Pengantar
Pastor Hermas
(The Shepherd of Hermas) merupakan salah satu karya apologetik yang memiliki
pengaruh cukup besar bagi kehidupan umat Kristen. Secara umum Pastor Hermas
berbicara mengenai pentingnya penebusan dosa bagi seseorang yang telah
dibaptis. Selain itu, dalam karyanya ini Hermas juga menjelaskan
praktek-praktek kehidupan moral Kristen yang bertujuan untuk menjaga
keselarasan antara apa yang diimani oleh umat Kristen dan bagaimana aplikasi
dari apa yang diimani itu di dalam kehidupan nyata. Jadi secara singkat bisa
dikatakan jika tujuan Hermas menulis karya ini adalah untuk menjaga keselarasan
kehidupan moral umat keristen, terutama pada dekade-dekade awal sejarah Kristen
dan juga untuk menekankan pentingnya penebusan dosa bagi seseorang yang telah
dibaptis.
Hermas (†150)
Yang
diketahui tentang Hermas sangat sedikit, sebaliknya Hermas menyebut beberapa
detail mengenai dirinya dalam tulisannya. Karyanya yang masih ada adalah karangan
yang berjudul Pastor Hermas. Dalam Pastor Hermas, Hermas menyatakan bahwa
ia adalah seorang budak yang dijual ke Roma kepada seorang wanita yang bernama
Rhoda, yang kemudian membebaskan statusnya sebagai seorang budak. Setelah
kawin, ia kemudian memulai bisnisnya sebagai seorang pedagang dan memperkaya
dirinya dengan hal-hal yang tidak selalu legal. Dalam sebuah penganiayaan ia
kehilangan semua harta miliknya, dan karenanya ia dicela oleh anak-anaknya.
Kemudian bersama seluruh anggota keluarganya ia melakukan penebusan dosa.[1]
Hermas juga mengindikasi bahwa ia mengenal Clemens dari Roma. Dari bukti-bukti
internal, sangatlah tidak mungkin untuk menyatakan buku ini fiksi atau non
fiksi. Sebagai fakta-fakta eksternal, merujuk pada Hermas adalah sebuah
kontradiksi. Muratorian Canon,
dokumen dari akhir abad II, menyebut Hermas sebagai saudara dari Pius I, uskup
Roma sekitar tahun 150. Pada abad ke-3, Origenes menyatakan bahwa Hermas adalah
seseorang yang disebut Paulus dalam Roma 16:14. Pendapat para ahli modern lebih
condong pada opini pertama, yakni Hermas yang dimaksud adalah Hermas yang
adalah saudara dari Pius I.[2]
Pastor
Hermas
Ada
kemungkinan Pastor Hermas ditulis
oleh seorang Yahudi Kristen dan termasuk dalam karya apologetik. Pengarang
menulisnya pada zaman Klemens (± 91-101) tetapi peredaksiannya berlangsung pada
zaman Pius I (±142-155).[3]
Pastor Hermas menawarkan beberapa
seri dari visi-visi tentang moralitas dan hidup orang kristen. Lebih khusus,
karyanya ini mengandung tiga bagian utama, yakni: lima visi, duabelas perintah, dan sepuluh perumpamaan. Singkatnya, lima visi (visi 1-4), yang di dalamnya
seorang wanita (yang mengidentifikasikan dirinya dengan gereja) menampakkan
diri kepada Hermas dan menyuruhnya untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang telah ia
diktekan kepada Hermas. Dalam visi kelima,
seorang malaikat penebus nampak sebagai seorang gembala, figur simbolik utama
dalam karangan ini, dan dalam visi kelima ini sang gembala mengintrodusikan
bagian-bagian lain yang tak terpisahkan dari karya ini, yakni perintah-perintah
dan perumpamaan-perumpamaan. Bagian kelima dari visi-visi ini lebih merupakan
pengantar untuk bagian kedua dari kayanya ini, yakni bagian duabelas perintah, dan karenanya bagian
kelima visi ini tidak berkaitan dengan empat visi sebelumnya. Keduabelas perintah melukiskan kebaikan-kebaikan
orang kristen-kerendahan hati, kesucian, kebenaran, penderitaan yang panjang,
kesederhanaan, kekhidmatan, kegembiraan, dorongan atas kesucian dan penyesalan yang
mana kebaikan-kebaikan diwajibkan. Hal menonjol
di sini adalah “dua jalan” contoh
dari petunjuk moral (jalan kehidupan dan jalan kematian). Ini mencerminkan Didache dan tulisan etik lain yang
dihargai dalam dunia kristen awal. Beberapa orang menghubungkan Pastor Hermas dengan tulisan-tulisan
kristen awal. Yang lain menghubungkan Pastor
Hermas dengan kristianitas Yahudi awal dan kerap digunakan sebagai alat
instruksi yang sama. Akhirnya, sepuluh perumpamaan
menjelaskan keutamaan-keutamaan yang mana mungkin kebaikan-kebaikan orang kristen
terealisasi, dan di sini ditegaskan lagi kesucian dan penyesalan.
Dalam
masa para rasul dan setelah para rasul, banyak pemimpin gereja menaruh hormat
pada buku karya Hermas ini. Eusebius dari caesarea meyakini Pastor Hermas dibaca secara luas pada
zaman gereja awal; dan beberapa pemimpin penting, seperti Irenius dan Clemens
dari Alexandria menganggap ini sebagai kitab kanonik. Bagi Athanasius, karya
ini bukan Kitab Suci, tetapi menawarkan, seperti Didache, membantu pembelajaran orang kristen. Tertulianus
menjunjung tinggi buku ini, tetapi sebagai montanis ia melawan izinan
pengampunan bagi dosa berat orang beriman. Setelah abad keempat Pastor Hermas lebih banyak digunakan
oleh orang-orang kristen barat dibandingkan orang kristen timur. Demikian buku ini
melewati abad pertengahan, terutama dalam versi latin dari bahasa aslinya
Yunani. Karena kesederhanaan dan kelugasannya, beberapa orang membandingkan
karya Hermas dengan karya Bunyan Pilgrim’s
Progress. Ini adalah sebuah pedomaan berharga terakhir bagi petunjuk etik
kristen dan petunjuk moral gereja dalam dekade-dekade awal kristen.
Metanoia
Beberapa
ahli menyimpulkan metanoia sebagai tema utama dalam karya Hermas. Dalam 1 Yoh.
1:6-2:2 dan 5:15-18 tampak diungkapkan kemungkinan pengampunan dosa setelah
dibaptis, sedangkan Ibr. 6:4-6 dan 10:26-31 mengungkapkan yang sebaliknya.
Secara alternatif, Hermas berpegang pada tradisi yang menawarkan penebusan bagi
orang-orang yang sudah dibaptis, terutama dalam perspektif eskatologis. Ia juga
dapat menegaskan posisi tengah yang menggunakan harapan eskatologis sebagai
kesempatan untuk memproklamasikan “perayaan” khusus pelepasan dari dosa.
Penutup
Fungsi
sosial dari karya Hermas ini adalah untuk menjaga kesatuan yang intim antara
iman kristen dan kehidupan kristen, untuk menjaga perilaku, terutama
keselarasan antara iman dan tindakan nyata. Ini mungkin salah satu alasan
mengapa karya Hermas ini tampak panjang dalam pengajaran etik, tetapi pendek
dalam pengajaran teologi. Dalam faktanya, teologi eklektik dari buku ini memperkuat keyakinan Hermas bahwa teologi terbaik
adalah apa yang ditulis dalam hati orang-orang yang percaya, dan
dikomunikasikan melalui mata, mulut, tangan, dan kaki. Demikian kemudian karya
Hermas bertahan dalam beberapa manuskrip Yunani dan beberapa terjemahan Latin
abad pertengahan. Edisi cetak buku ini dimulai pada awal tahun 1500-an.
Daftar
Pustaka
Douglas, J.D.,
dkk., Who’s Who in Christian History, Tyndale
House Publishers: Illinois, 1992. Entri:
Hermas, by: K.J. Bryer.
Kristiyanto,
Eddy., Gagasan yang Menjadi Peristiwa,
Kanisius: Yogyakarta, 2002.
Kristiyanto,
Eddy., Visi Historis Komprehensif,
Kanisius: Yogyakarta, 2003.
Osiek, Carolyn.,
The Shepherd of Hermas, Fortress
Press: Minneapolis, 1999.
[1] Eddy Kristiyanto, Visi Historis Komprehensif, Kanisius:
Yogyakarta, 2003. Hal. 202
[2] J.D. Douglas, dkk., Who’s Who in Christian History, Tyndale House Publishers: Illinois,
1992. Entri: Hermas, by: K.J. Bryer. Hal. 317
[3]Eddy Kristiyanto, Gagasan yang Menjadi Peristiwa, Kanisius:
Yogyakarta, 2002. Hal. 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar