Senin, 28 Juli 2014

SEKILAS TENTANG HERMAS DAN KARYANYA




Pengantar
Pastor Hermas (The Shepherd of Hermas) merupakan salah satu karya apologetik yang memiliki pengaruh cukup besar bagi kehidupan umat Kristen. Secara umum Pastor Hermas berbicara mengenai pentingnya penebusan dosa bagi seseorang yang telah dibaptis. Selain itu, dalam karyanya ini Hermas juga menjelaskan praktek-praktek kehidupan moral Kristen yang bertujuan untuk menjaga keselarasan antara apa yang diimani oleh umat Kristen dan bagaimana aplikasi dari apa yang diimani itu di dalam kehidupan nyata. Jadi secara singkat bisa dikatakan jika tujuan Hermas menulis karya ini adalah untuk menjaga keselarasan kehidupan moral umat keristen, terutama pada dekade-dekade awal sejarah Kristen dan juga untuk menekankan pentingnya penebusan dosa bagi seseorang yang telah dibaptis.
Hermas (†150)
Yang diketahui tentang Hermas sangat sedikit, sebaliknya Hermas menyebut beberapa detail mengenai dirinya dalam tulisannya. Karyanya yang masih ada adalah karangan yang berjudul Pastor Hermas. Dalam Pastor Hermas, Hermas menyatakan bahwa ia adalah seorang budak yang dijual ke Roma kepada seorang wanita yang bernama Rhoda, yang kemudian membebaskan statusnya sebagai seorang budak. Setelah kawin, ia kemudian memulai bisnisnya sebagai seorang pedagang dan memperkaya dirinya dengan hal-hal yang tidak selalu legal. Dalam sebuah penganiayaan ia kehilangan semua harta miliknya, dan karenanya ia dicela oleh anak-anaknya. Kemudian bersama seluruh anggota keluarganya ia melakukan penebusan dosa.[1] Hermas juga mengindikasi bahwa ia mengenal Clemens dari Roma. Dari bukti-bukti internal, sangatlah tidak mungkin untuk menyatakan buku ini fiksi atau non fiksi. Sebagai fakta-fakta eksternal, merujuk pada Hermas adalah sebuah kontradiksi. Muratorian Canon, dokumen dari akhir abad II, menyebut Hermas sebagai saudara dari Pius I, uskup Roma sekitar tahun 150. Pada abad ke-3, Origenes menyatakan bahwa Hermas adalah seseorang yang disebut Paulus dalam Roma 16:14. Pendapat para ahli modern lebih condong pada opini pertama, yakni Hermas yang dimaksud adalah Hermas yang adalah saudara dari Pius I.[2]
Pastor Hermas
Ada kemungkinan Pastor Hermas ditulis oleh seorang Yahudi Kristen dan termasuk dalam karya apologetik. Pengarang menulisnya pada zaman Klemens (± 91-101) tetapi peredaksiannya berlangsung pada zaman Pius I (±142-155).[3] Pastor Hermas menawarkan beberapa seri dari visi-visi tentang moralitas dan hidup orang kristen. Lebih khusus, karyanya ini mengandung tiga bagian utama, yakni: lima visi, duabelas perintah, dan sepuluh perumpamaan. Singkatnya, lima visi (visi 1-4), yang di dalamnya seorang wanita (yang mengidentifikasikan dirinya dengan gereja) menampakkan diri kepada Hermas dan menyuruhnya untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang telah ia diktekan kepada Hermas. Dalam visi kelima, seorang malaikat penebus nampak sebagai seorang gembala, figur simbolik utama dalam karangan ini, dan dalam visi kelima ini sang gembala mengintrodusikan bagian-bagian lain yang tak terpisahkan dari karya ini, yakni perintah-perintah dan perumpamaan-perumpamaan. Bagian kelima dari visi-visi ini lebih merupakan pengantar untuk bagian kedua dari kayanya ini, yakni bagian duabelas perintah, dan karenanya bagian kelima visi ini tidak berkaitan dengan empat visi sebelumnya. Keduabelas perintah melukiskan kebaikan-kebaikan orang kristen-kerendahan hati, kesucian, kebenaran, penderitaan yang panjang, kesederhanaan, kekhidmatan, kegembiraan, dorongan atas kesucian dan penyesalan yang mana kebaikan-kebaikan diwajibkan. Hal menonjol  di sini adalah  “dua jalan” contoh dari petunjuk moral (jalan kehidupan dan jalan kematian). Ini mencerminkan Didache dan tulisan etik lain yang dihargai dalam dunia kristen awal. Beberapa orang menghubungkan Pastor Hermas dengan tulisan-tulisan kristen awal. Yang lain menghubungkan Pastor Hermas dengan kristianitas Yahudi awal dan kerap digunakan sebagai alat instruksi yang sama. Akhirnya, sepuluh perumpamaan menjelaskan keutamaan-keutamaan yang mana mungkin kebaikan-kebaikan orang kristen terealisasi, dan di sini ditegaskan lagi kesucian dan penyesalan.
Dalam masa para rasul dan setelah para rasul, banyak pemimpin gereja menaruh hormat pada buku karya Hermas ini. Eusebius dari caesarea meyakini Pastor Hermas dibaca secara luas pada zaman gereja awal; dan beberapa pemimpin penting, seperti Irenius dan Clemens dari Alexandria menganggap ini sebagai kitab kanonik. Bagi Athanasius, karya ini bukan Kitab Suci, tetapi menawarkan, seperti Didache, membantu pembelajaran orang kristen. Tertulianus menjunjung tinggi buku ini, tetapi sebagai montanis ia melawan izinan pengampunan bagi dosa berat orang beriman. Setelah abad keempat Pastor Hermas lebih banyak digunakan oleh orang-orang kristen barat dibandingkan orang kristen timur. Demikian buku ini melewati abad pertengahan, terutama dalam versi latin dari bahasa aslinya Yunani. Karena kesederhanaan dan kelugasannya, beberapa orang membandingkan karya Hermas dengan karya Bunyan Pilgrim’s Progress. Ini adalah sebuah pedomaan berharga terakhir bagi petunjuk etik kristen dan petunjuk moral gereja dalam dekade-dekade awal kristen.
Metanoia
Beberapa ahli menyimpulkan metanoia sebagai tema utama dalam karya Hermas. Dalam 1 Yoh. 1:6-2:2 dan 5:15-18 tampak diungkapkan kemungkinan pengampunan dosa setelah dibaptis, sedangkan Ibr. 6:4-6 dan 10:26-31 mengungkapkan yang sebaliknya. Secara alternatif, Hermas berpegang pada tradisi yang menawarkan penebusan bagi orang-orang yang sudah dibaptis, terutama dalam perspektif eskatologis. Ia juga dapat menegaskan posisi tengah yang menggunakan harapan eskatologis sebagai kesempatan untuk memproklamasikan “perayaan” khusus pelepasan dari dosa.
Penutup
Fungsi sosial dari karya Hermas ini adalah untuk menjaga kesatuan yang intim antara iman kristen dan kehidupan kristen, untuk menjaga perilaku, terutama keselarasan antara iman dan tindakan nyata. Ini mungkin salah satu alasan mengapa karya Hermas ini tampak panjang dalam pengajaran etik, tetapi pendek dalam pengajaran teologi. Dalam faktanya, teologi eklektik dari buku ini memperkuat keyakinan Hermas bahwa teologi terbaik adalah apa yang ditulis dalam hati orang-orang yang percaya, dan dikomunikasikan melalui mata, mulut, tangan, dan kaki. Demikian kemudian karya Hermas bertahan dalam beberapa manuskrip Yunani dan beberapa terjemahan Latin abad pertengahan. Edisi cetak buku ini dimulai pada awal tahun 1500-an.

Daftar Pustaka
Douglas, J.D., dkk., Who’s Who in Christian History, Tyndale House Publishers: Illinois, 1992.     Entri: Hermas, by: K.J. Bryer.
Kristiyanto, Eddy., Gagasan yang Menjadi Peristiwa, Kanisius: Yogyakarta, 2002.
Kristiyanto, Eddy., Visi Historis Komprehensif, Kanisius: Yogyakarta, 2003.
Osiek, Carolyn., The Shepherd of Hermas, Fortress Press: Minneapolis, 1999.


[1] Eddy Kristiyanto, Visi Historis Komprehensif, Kanisius: Yogyakarta, 2003. Hal. 202
[2] J.D. Douglas, dkk., Who’s Who in Christian History, Tyndale House Publishers: Illinois, 1992. Entri: Hermas, by: K.J. Bryer. Hal. 317
[3]Eddy Kristiyanto, Gagasan yang Menjadi Peristiwa, Kanisius: Yogyakarta, 2002. Hal. 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar